Minggu
pagi itu aku sedang tidur nyenyak di kamarku . Tiba-tiba terdengar seorang
wanita tua dari dekat pintu kamarku sedang memanggilku .
“Pagi .. ,” sapa wanita itu kepadaku .
Mendengar suara lembut itu , aku segera membuka mata
perlahan-lahan dan kulihat wanita tua yang tadi memanggilku . Rupanya , wanita
tua itu adalah Ibuku .
“Ada apa sih bu ? hari ini kan minggu bu ,” tanyaku pada
ibu .
“Ayo bangun fir , Ibu mau bicara ,” jawabnya .
“Mau bicara apa sih bu ? aku masih mau tidur bu ,” ucapku
.
“Ayo fir bangun .. tidak perlu tanya-tanya lagi . Ini hal
penting ,” pinta Ibu .
“Iya ya , bu ,” jawabku dengan wajah masih mengantuk .
Aku bangun dari tempat tidurku dan segera mencuci wajahku . Kemudian , aku
pergi ke ruang makan . Disana , Ibu sedang menungguku .
“Ibu mau bicara apa ? Sepertinya penting sekali ,”
tanyaku .
“Begini fir , kamu tau kan kalau minggu depan Ibu akan
berangkat haji . Ibu takut jika nantinya akan terjadi sesuatu yang tidak Ibu inginkan , Ibu mau
kamu jaga dirimu baik-baik . Ibu sudah membuat surat warisan dan kelak semua
yang Ibu punya menjadi milik kamu . Ini suratnya fir ,” jawab Ibu .
“Ibu bicara apa sih dan surat apa ini ?” tanyaku lagi
dengan bingung .
“Ibu takut jika nanti Ibu tidak bisa bertemu kamu lagi
fir ,” jelas Ibu .
“Hah ? Ibu kok bicara seperti itu sih ?” kesalku pada Ibu
. “Aku tidak suka dengan pembicaraan Ibu ini . Aku pergi !” tambahku sambil memukul meja makan dengan
keras .
“FIRAAA !! Dengarkan dahulu pembicaraan Ibu , Ibu belum
selesai berbicara !” teriak Ibu .
“Aku tidak mau mendengarkan Ibu bicara lagi !!” jawabku
dengan perasaan marah . BRAAKKK !! Aku menutup pintu kamarku dengan keras .
Esok
paginya di sekolah , aku menceritakan kejadian kemarin pada sahabatku , Rara .
Rara adalah sahabatku yang selalu hadir dan membantuku di kala aku sedang sedih
maupun senang .
“ Raa ..
” panggilku kepada sahabatku .
“ Apa ,
Fir ? ” tanya Rara .
“Aku
tidak suka Ibuku yang sekarang ,” jawabku .
“ Loh ?
Mengapa ? ” tanya Rara dengan heran . Rara melihat wajahku dan menatapku . “Ayo ceritakan padaku ,” pintanya .
“Kemarin
aku dan Ibuku berbincang-bincang . Ibuku
bilang ia telah membuat surat warisan . Ia membuatnya secepat itu karena ia
takut jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada saat melaksanakan haji nanti.
Aku tidak suka pembicaraan Ibuku seperti itu ,” jelasku .
“Benarkah
Ibumu berkata seperti itu , Fir ?” tanya Rara lagi .
“Iya ,
Ra .” jawabku .
“Oh ,
mungkin Ibumu sedang bimbang saat itu sehingga mempunyai pemikiran negatif
seperti itu . Iya memang sih , banyak korban jiwa yang meninggal saat
melaksanakan haji ,” kata Rara . “Lalu bagaimana tanggapanmu ketika Ibumu
berbicara tentang itu , Fir ? ” tambahnya .
“Aku
marah pada Ibuku , Ra .” kataku .
“Loh ?
kok marah ? Dia kan Ibumu , Fir .” responnya .
“Sudahlah
.. aku tidak mau membahasnya lagi ,” pintaku .
Sejak
saat itu , aku jarang menyapa dan berbincang-bincang dengan Ibuku . Aku lebih
suka menyendiri di kamarku daripada berbicara dengan Ibu tentang hal itu .
Setelah
beberapa hari kemudian , tibalah hari keberangkatan para jamaah haji . Sebelum
Ibu berangkat , Ibu menghampiriku dan berbicara padaku .
“Fir , jaga
dirimu baik-baik yaa .. Ibu akan pergi selama 40 hari . Doakan Ibu sampai dan
pulang dengan selamat ,” pinta Ibu . “Ibu berangkat ya fir , maafkan Ibu karena
sudah mempunyai salah padamu .”
“Iya , maafkan
aku juga,” jawabku dengan singkat . Saat keberangkatan Ibu , aku masih saja
bersikap tidak peduli terhadap Ibu . Aku melihat Ibu sedang menangis saat Ibu
melihatku juga .
Akhirnya
, bus jamaah haji telah berangkat . Kemudian , aku segera pulang ke rumah . Dan
hari itu aku akan tinggal bersama pembantuku di rumah tanpa kehadiran Ibu lagi
selama 40 hari . Rasanya hening sekali tanpa kehadiran Ibu di rumah tetapi aku
harus membiasakan diriku dan belajar hidup mandiri .
Ketika
Ibu sampai di Arab , Ibu memberitahukanku bahwa dia telah sampai di Arab .
Setelah itu aku tidak pernah mendapat kabar lagi dari Ibu .
2 minggu
telah berlalu , hingga saat ini belum ada kabar tentang Ibuku lagi . Aku sudah
mencoba berkali-kali menghubungi Ibu tetapi tidak pernah ada balasan . Sejak
saat itu , aku mulai khawatir dengan keadaan Ibuku .
Saat jam
istirahat di sekolah , aku bertanya pada temanku , Sinta . Orang tua Sinta juga
pergi haji bersama Ibuku .
“ Sin ..
aku mau minta tolong padamu ,” kataku pada Sinta .
“Iya ,
mau minta tolong apa ? ” tanya Sinta .
“Tanyakan
pada Orang tuamu tentang keadaan Ibuku disana .” pintaku .
“Iya ,
baiklah !” jawabnya .
Sinta
langsung menghubungi Orang tuanya yang sedang berada di Mekkah . Beberapa menit
kemudian , Sinta memberitahukan padaku bahwa Orang tuanya tidak pernah melihat
Ibuku lagi saat turun dari pesawat terbang di Jeddah sehingga mereka tidak tahu
keadaan Ibuku saat ini . Ketika mengetahui hal itu , aku hanya bisa menunggu
kabar dari Ibu dan pasrah kepada Tuhan .
TETTT !!
Bel masuk sekolah berbunyi . Aku dan teman-temanku segera masuk ke kelas .
Beberapa menit kemudian , beberapa guru masuk ke kelasku dan mengumumkan bahwa
2 hari lagi akan ada acara untuk memperingati Hari Ibu sedunia di sekolah .
Siswa diharapkan mengajak Ibunya masing-masing ke sekolah dan memberikannya
kejutan .
Entah
apa yang terjadi pada diriku saat mendengar pengumuman itu , tiba-tiba jantungku
berdetak sangat kencang, badanku bergetar dan wajahku pucat . Rara yang berada
disampingku melihat ke arahku .
“Fir ,
kamu sakit ?” tanya Rara heran .
“Aku
tidak tahu , Ra . Tiba-tiba saja aku tidak enak badan .” jawabku .
“Ayo aku
antar kamu pulang saja . kamu istirahat di rumah ya , Fir !” ajak Rara .
Kemudian , Rara meminta izin pada guru untuk mengantarkan aku pulang .
Esok
harinya aku tidak masuk sekolah karena aku masih sakit . Sepulang sekolah ,
Rara menjengukku di rumah .
“Firaa
.. Firaa .. ,” panggil Rara .
Kemudian
pembantuku keluar saat mendengar suara itu . “Oh mbak Rara , silahkan masuk .
Mbak Fira masih sakit , dia ada di kamarnya .”
“Iya bi
, terima kasih ,” kata Rara .
Saat
pembantuku mempersilahkan Rara masuk , Rara menuju kamarku dan melihat
keadaanku . Rara datang menghiburku . Dia juga menyuruhku untuk tidak perlu
hadir ke acara Hari Ibu besok di sekolah karena dia berpikir pasti hal itu akan
membuatku sangat sedih . Aku mengikuti perintah sahabatku itu .
Malam
harinya , aku teringat hari-hari bersama Ibuku . Tahun lalu , aku memperingati
hari ibu bersama Ibuku . Aku memberikan sebuah hadiah pada Ibuku , aku
membuatkan makanan istimewa yang paling disukai Ibuku dengan hasil kerjaku
sendiri . Ibu sangat menyukainya dan rasanya pun sangat enak . Ibu berharap
setiap tahun aku membuatkannya makanan yang sama .
Malam
itu juga , aku meminta pembantuku untuk membantuku membuat makanan yang disukai
Ibu . Setelah selesai membuatnya , aku berharap
Ibu akan menghubungiku . Tiba-tiba aku meneteskan air mataku , aku menangis dan
berteriak memanggil nama Ibu . Pembantuku yang saat itu melihatku menjadi ikut
sedih .
“Sudah
mbak .. Ibumu pasti ikut sedih jika melihatmu seperti ini . Lebih baik mbak
tidur saja , besok kita cari tahu lagi informasi tentang Ibumu ,” kata
pembantuku.
Aku
hanya menganggukkan kepalaku sambil menangis di hadapan pembantuku . Pembantuku
membawaku ke kamar . Pembantuku menemaniku hingga aku tidur .
Ketika
aku tidur , aku melihat Ibu di suatu tempat yang sangat jauh . Aku heran sekali
ketika melihat Ibu , wajahnya putih dan pakaiannya pun serba putih . Disana ,
Ibu memanggil-manggil namaku . Aku menghampiri Ibu . Saat aku menghampiri Ibu ,
aku melihat ada sekelompok orang banyak sedang berlari ke arah Ibu . Aku tidak
tahu apa yang mereka lakukan terhadap Ibu . Saat mereka pergi , aku melihat Ibu
terbaring di tanah . Badannya sangat dingin dan wajahnya sangat pucat .
Tanganku bergemetar saat melihat Ibu .
AARRGGGH
!! Aku terbangun dari tidurku . “Ternyata aku hanya bermimpi ,” kataku .
Pembantuku kaget mendengar teriakanku tadi , dia terbangun dari tidurnya dan
langsung pergi ke kamarku .
“Ada apa
mbak ? kok teriak ?” tanya pembantuku .
“Aku
mimpi buruk tentang Ibu , bi ,” jawabku .
“Ohh ..
Ya sudah mbak , jangan terlalu dipikirkan .” kata pembantuku .
Esok
harinya , ketika Rara pulang dari acara Hari Ibu di sekolah , dia mengajakku
untuk mencari informasi tentang jamaah haji di internet . Aku segera
mengikutinya . Aku sangat penasaran dengan informasi . Aku berharap Ibu akan
selalu baik-baik saja .
Sesampai
di warnet , aku dan Rara segera membuka informasi itu dari google . Setelah
beberapa lama kemudian , kami menemukannya . Ternyata , harapanku tadi tidak
terwujud . Aku sangat kaget mengetahui informasi itu , perasaanku menjadi
kacau. Aku tak sanggup melihat informasi itu . Mimpiku semalam tadi menjadi kenyataan
. Informasi itu berisi tentang korban jiwa jamaah haji dan salah satu korban
itu adalah Ibuku .
“Fir ,
yang sabar ya .. ,” kata Rara padaku .
“Ibu
benar-benar meninggal , Ra.” kataku sambil menangis .
“Iya fir
, kamu harus tabah . Ini semua cobaan dari yang kuasa ,” jawab Rara . Rara
mencoba menenangkan perasaanku .
Aku dan
Rara pulang ke rumah , pembantuku heran melihatku menangis . Rara menceritakan
informasi yang didapat dari internet tadi. Pembantuku kaget saat mendengar hal
itu .
“Mbak ,
saya pernah berjanji pada Ibumu untuk selalu menemanimu . Jangan sedih ya mbak
, Ibumu juga sangat menyayangimu mbak . Pasti Ibumu sedih sekali jika melihatmu
menangis seperti ini mbak ,” hibur pembantuku .
“Iya
benar fir , aku juga selalu ada untukmu di kala sedih maupun senang kok . Aku
tidak akan menjauhimu . Sahabatmu ini berjanji pada padamu , Fir .” kata Rara .
Mendengar
kata-kata mereka , aku menjadi bersemangat dan merelakan kepergian Ibu . Yang
dikatakan mereka itu benar , Ibu pasti akan sedih jika aku sedih memikirkannya
. Akhirnya , pertanyaan-pertanyaan dalam diriku tentang Ibu sudah terungkap .
Ibu telah meninggalkan dunia untuk selamanya . Selamat tinggal Ibu , semoga Ibu
diterima disisi-Nya .
Mom .. You're My Beloved Mother ♥
Diposting oleh
Nurul Jannah A.
|
Label:
kumpulan cerpen
//
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Isi Komentar Dulu yuuukk... :D