RSS

Mom .. You're My Beloved Mother ♥


Minggu pagi itu aku sedang tidur nyenyak di kamarku . Tiba-tiba terdengar seorang wanita tua dari dekat pintu kamarku sedang memanggilku  .
            “Pagi .. ,” sapa wanita itu kepadaku .
            Mendengar suara lembut itu , aku segera membuka mata perlahan-lahan dan kulihat wanita tua yang tadi memanggilku . Rupanya , wanita tua itu adalah Ibuku .
            “Ada apa sih bu ? hari ini kan minggu bu ,” tanyaku pada ibu .
            “Ayo bangun fir , Ibu mau bicara ,” jawabnya .
            “Mau bicara apa sih bu ? aku masih mau tidur bu ,” ucapku .
            “Ayo fir bangun .. tidak perlu tanya-tanya lagi . Ini hal penting ,” pinta Ibu .
            “Iya ya , bu ,” jawabku dengan wajah masih mengantuk . Aku bangun dari tempat tidurku dan segera mencuci wajahku . Kemudian , aku pergi ke ruang makan . Disana , Ibu sedang menungguku .

            “Ibu mau bicara apa ? Sepertinya penting sekali ,” tanyaku .
            “Begini fir , kamu tau kan kalau minggu depan Ibu akan berangkat haji . Ibu takut jika nantinya akan terjadi  sesuatu yang tidak Ibu inginkan , Ibu mau kamu jaga dirimu baik-baik . Ibu sudah membuat surat warisan dan kelak semua yang Ibu punya menjadi milik kamu . Ini suratnya fir ,” jawab Ibu .
            “Ibu bicara apa sih dan surat apa ini ?” tanyaku lagi dengan bingung .
            “Ibu takut jika nanti Ibu tidak bisa bertemu kamu lagi fir ,” jelas Ibu .
            “Hah ? Ibu kok bicara seperti itu sih ?” kesalku pada Ibu . “Aku tidak suka dengan pembicaraan Ibu ini . Aku pergi !”  tambahku sambil memukul meja makan dengan keras .
            “FIRAAA !! Dengarkan dahulu pembicaraan Ibu , Ibu belum selesai berbicara !” teriak Ibu .
            “Aku tidak mau mendengarkan Ibu bicara lagi !!” jawabku dengan perasaan marah . BRAAKKK !! Aku menutup pintu kamarku dengan keras .
Esok paginya di sekolah , aku menceritakan kejadian kemarin pada sahabatku , Rara . Rara adalah sahabatku yang selalu hadir dan membantuku di kala aku sedang sedih maupun senang .
“ Raa .. ” panggilku kepada sahabatku .
“ Apa , Fir ? ” tanya Rara .
“Aku tidak suka Ibuku yang sekarang ,” jawabku .
“ Loh ? Mengapa ? ” tanya Rara dengan heran . Rara melihat wajahku dan menatapku  . “Ayo ceritakan padaku ,” pintanya .
“Kemarin  aku dan Ibuku berbincang-bincang . Ibuku bilang ia telah membuat surat warisan . Ia membuatnya secepat itu karena ia takut jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada saat melaksanakan haji nanti. Aku tidak suka pembicaraan Ibuku seperti itu ,” jelasku .
“Benarkah Ibumu berkata seperti itu , Fir ?” tanya Rara lagi .
“Iya , Ra .” jawabku .
“Oh , mungkin Ibumu sedang bimbang saat itu sehingga mempunyai pemikiran negatif seperti itu . Iya memang sih , banyak korban jiwa yang meninggal saat melaksanakan haji ,” kata Rara . “Lalu bagaimana tanggapanmu ketika Ibumu berbicara tentang itu , Fir ? ” tambahnya .
“Aku marah pada Ibuku , Ra .” kataku .
“Loh ? kok marah ? Dia kan Ibumu , Fir .” responnya .
“Sudahlah .. aku tidak mau membahasnya lagi ,” pintaku .
Sejak saat itu , aku jarang menyapa dan berbincang-bincang dengan Ibuku . Aku lebih suka menyendiri di kamarku daripada berbicara dengan Ibu tentang hal itu .
Setelah beberapa hari kemudian , tibalah hari keberangkatan para jamaah haji . Sebelum Ibu berangkat , Ibu menghampiriku dan berbicara padaku .
“Fir , jaga dirimu baik-baik yaa .. Ibu akan pergi selama 40 hari . Doakan Ibu sampai dan pulang dengan selamat ,” pinta Ibu . “Ibu berangkat ya fir , maafkan Ibu karena sudah mempunyai salah padamu .”
“Iya , maafkan aku juga,” jawabku dengan singkat . Saat keberangkatan Ibu , aku masih saja bersikap tidak peduli terhadap Ibu . Aku melihat Ibu sedang menangis saat Ibu melihatku juga .
Akhirnya , bus jamaah haji telah berangkat . Kemudian , aku segera pulang ke rumah . Dan hari itu aku akan tinggal bersama pembantuku di rumah tanpa kehadiran Ibu lagi selama 40 hari . Rasanya hening sekali tanpa kehadiran Ibu di rumah tetapi aku harus membiasakan diriku dan belajar hidup mandiri .
Ketika Ibu sampai di Arab , Ibu memberitahukanku bahwa dia telah sampai di Arab . Setelah itu aku tidak pernah mendapat kabar lagi dari Ibu .
2 minggu telah berlalu , hingga saat ini belum ada kabar tentang Ibuku lagi . Aku sudah mencoba berkali-kali menghubungi Ibu tetapi tidak pernah ada balasan . Sejak saat itu , aku mulai khawatir dengan keadaan Ibuku .
Saat jam istirahat di sekolah , aku bertanya pada temanku , Sinta . Orang tua Sinta juga pergi haji bersama Ibuku .
“ Sin .. aku mau minta tolong padamu ,” kataku pada Sinta .
“Iya , mau minta tolong apa ? ” tanya Sinta .
“Tanyakan pada Orang tuamu tentang keadaan Ibuku disana .” pintaku .
“Iya , baiklah !” jawabnya .
Sinta langsung menghubungi Orang tuanya yang sedang berada di Mekkah . Beberapa menit kemudian , Sinta memberitahukan padaku bahwa Orang tuanya tidak pernah melihat Ibuku lagi saat turun dari pesawat terbang di Jeddah sehingga mereka tidak tahu keadaan Ibuku saat ini . Ketika mengetahui hal itu , aku hanya bisa menunggu kabar dari Ibu dan pasrah kepada Tuhan .
TETTT !! Bel masuk sekolah berbunyi . Aku dan teman-temanku segera masuk ke kelas . Beberapa menit kemudian , beberapa guru masuk ke kelasku dan mengumumkan bahwa 2 hari lagi akan ada acara untuk memperingati Hari Ibu sedunia di sekolah . Siswa diharapkan mengajak Ibunya masing-masing ke sekolah dan memberikannya kejutan .
Entah apa yang terjadi pada diriku saat mendengar pengumuman itu , tiba-tiba jantungku berdetak sangat kencang, badanku bergetar dan wajahku pucat . Rara yang berada disampingku melihat ke arahku .
“Fir , kamu sakit ?” tanya Rara heran .
“Aku tidak tahu , Ra . Tiba-tiba saja aku tidak enak badan .” jawabku .
“Ayo aku antar kamu pulang saja . kamu istirahat di rumah ya , Fir !” ajak Rara . Kemudian , Rara meminta izin pada guru untuk mengantarkan aku pulang .
Esok harinya aku tidak masuk sekolah karena aku masih sakit . Sepulang sekolah , Rara menjengukku di rumah .
“Firaa .. Firaa .. ,” panggil Rara .
Kemudian pembantuku keluar saat mendengar suara itu . “Oh mbak Rara , silahkan masuk . Mbak Fira masih sakit , dia ada di kamarnya .”
“Iya bi , terima kasih ,” kata Rara .
Saat pembantuku mempersilahkan Rara masuk , Rara menuju kamarku dan melihat keadaanku . Rara datang menghiburku . Dia juga menyuruhku untuk tidak perlu hadir ke acara Hari Ibu besok di sekolah karena dia berpikir pasti hal itu akan membuatku sangat sedih . Aku mengikuti perintah sahabatku itu .
Malam harinya , aku teringat hari-hari bersama Ibuku . Tahun lalu , aku memperingati hari ibu bersama Ibuku . Aku memberikan sebuah hadiah pada Ibuku , aku membuatkan makanan istimewa yang paling disukai Ibuku dengan hasil kerjaku sendiri . Ibu sangat menyukainya dan rasanya pun sangat enak . Ibu berharap setiap tahun aku membuatkannya makanan yang sama .
Malam itu juga , aku meminta pembantuku untuk membantuku membuat makanan yang disukai Ibu .  Setelah selesai membuatnya , aku berharap Ibu akan menghubungiku . Tiba-tiba aku meneteskan air mataku , aku menangis dan berteriak memanggil nama Ibu . Pembantuku yang saat itu melihatku menjadi ikut sedih .
“Sudah mbak .. Ibumu pasti ikut sedih jika melihatmu seperti ini . Lebih baik mbak tidur saja , besok kita cari tahu lagi informasi tentang Ibumu ,” kata pembantuku.
Aku hanya menganggukkan kepalaku sambil menangis di hadapan pembantuku . Pembantuku membawaku ke kamar . Pembantuku menemaniku hingga aku tidur .
Ketika aku tidur , aku melihat Ibu di suatu tempat yang sangat jauh . Aku heran sekali ketika melihat Ibu , wajahnya putih dan pakaiannya pun serba putih . Disana , Ibu memanggil-manggil namaku . Aku menghampiri Ibu . Saat aku menghampiri Ibu , aku melihat ada sekelompok orang banyak sedang berlari ke arah Ibu . Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan terhadap Ibu . Saat mereka pergi , aku melihat Ibu terbaring di tanah . Badannya sangat dingin dan wajahnya sangat pucat . Tanganku bergemetar  saat melihat Ibu .
AARRGGGH !! Aku terbangun dari tidurku . “Ternyata aku hanya bermimpi ,” kataku . Pembantuku kaget mendengar teriakanku tadi , dia terbangun dari tidurnya dan langsung pergi ke kamarku .
“Ada apa mbak ? kok teriak ?” tanya pembantuku .
“Aku mimpi buruk tentang Ibu , bi ,” jawabku .
“Ohh .. Ya sudah mbak , jangan terlalu dipikirkan .” kata pembantuku .
Esok harinya , ketika Rara pulang dari acara Hari Ibu di sekolah , dia mengajakku untuk mencari informasi tentang jamaah haji di internet . Aku segera mengikutinya . Aku sangat penasaran dengan informasi . Aku berharap Ibu akan selalu baik-baik saja .
Sesampai di warnet , aku dan Rara segera membuka informasi itu dari google . Setelah beberapa lama kemudian , kami menemukannya . Ternyata , harapanku tadi tidak terwujud . Aku sangat kaget mengetahui informasi itu , perasaanku menjadi kacau. Aku tak sanggup melihat informasi itu . Mimpiku semalam tadi menjadi kenyataan . Informasi itu berisi tentang korban jiwa jamaah haji dan salah satu korban itu adalah Ibuku .
“Fir , yang sabar ya .. ,” kata Rara padaku .
“Ibu benar-benar meninggal , Ra.” kataku sambil menangis .
“Iya fir , kamu harus tabah . Ini semua cobaan dari yang kuasa ,” jawab Rara . Rara mencoba menenangkan perasaanku .
Aku dan Rara pulang ke rumah , pembantuku heran melihatku menangis . Rara menceritakan informasi yang didapat dari internet tadi. Pembantuku kaget saat mendengar hal itu .
“Mbak , saya pernah berjanji pada Ibumu untuk selalu menemanimu . Jangan sedih ya mbak , Ibumu juga sangat menyayangimu mbak . Pasti Ibumu sedih sekali jika melihatmu menangis seperti ini mbak ,” hibur pembantuku .
“Iya benar fir , aku juga selalu ada untukmu di kala sedih maupun senang kok . Aku tidak akan menjauhimu . Sahabatmu ini berjanji pada padamu , Fir .” kata Rara .
Mendengar kata-kata mereka , aku menjadi bersemangat dan merelakan kepergian Ibu . Yang dikatakan mereka itu benar , Ibu pasti akan sedih jika aku sedih memikirkannya . Akhirnya , pertanyaan-pertanyaan dalam diriku tentang Ibu sudah terungkap . Ibu telah meninggalkan dunia untuk selamanya . Selamat tinggal Ibu , semoga Ibu diterima disisi-Nya .

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Isi Komentar Dulu yuuukk... :D